Wow... Keren....Sekolah Adat Samabue (SAS) Anniversary Ke - 2

Landak - Menjalin - Sekolah Adat Samabue (SAS) Rayakan Anniversary ke-2 di Palm Beach (Pasir Panjang 2) dengan Thema: Merajut Benang Peradaban Sekolah Adat Samabue Minggu (25/2), dihadiri oleh Tetua adat, Perempuan adat, Muda/i adat, Orangtua anak SAS dan peserta didik SAS.

Ketua Sekolah Adat Samabue Modesta Wisa mengatakan bahwa ada tiga agenda yang dilaksanakan SAS pada Anniversary ke-2 tahun 2018.

"SAS mengadakan tiga kegiatan berturut-turut untuk perayaan ulang tahun ke-2 tahun ini: Pertama, 23 Februari Launching Film 'Merajut Benang Samabue.' Ke dua, 24 Februari mengunjungi Paburungan (tempat untuk meminta rejeki ketika akan berladang 'Ba Uma Ba Tahutn') di Binua Kaca'  yang didirikan tahun 1985 dan Temu Mimpi kepada Daranaseh (Salah satu Tetua adat) mengusulkan supaya Paburungan didirikan lagi. Ke tiga, 25 Februari Puncak perayaan ulang tahun SAS yang ke-2," ujar Wisa.

Ia menuturkan tujuan didirikannya Sekolah Adat Samabue di Menjalin untuk melestarikan adat dan budaya serta nilai kearifan lokal yang terkandung didalamnya.

"SAS didirikan dengan tujuan meregenerasikan adat dan budaya Samabue (adat dan budaya masarakat Dayak) kepada anak-anak dengan memediasi Tetua adat, Perempuan adat, Muda/i adat dan anak-anak menjadi satu matarantai yang saling berhubugan mewariskan nilai-nilai luhur secara berkesinambungan," tutur Wisa.

Harapannya kelak anak-anak SAS membangun daerahnya sebagai bukti kecintaan pada adat dan budaya.

"Peserta didik SAS kedepan mampu mewarisi nilai adat dan budaya Samabue dan  membangun daerahnya. Hanya orang yang cinta adat dan budaya yang mau pulang membangun daerahnya. Sekalipun orang jenius atau pintar tapi kalau tidak ada kecintaan terhadap adat dan budaya tidak akan mungkin membangun daerah," harap Wisa.

SAS adalah Sekolah non formal yang kegiatannya tidak terpaku pada ruangan atau kedung dan memiliki beberapa guru pengejar.

"Kegiatan belajar mengajarnya lebih dominan di alam terbuka sambil mengenali lingkungan dan nilainya. Peserta didik SAS diajar oleh beberapa tenaga guru yang terpanggil mewariskan adat dan budaya Samabue; Rifen, Nek Esek, Elisabet J, Yohana Lisi, Damianus, Emi Goreti, Modesta Wisa, Ela, Syeril, Alek, Yance dan Ria." Terang Wisa.

Ditempat berbeda, tokoh perempuan Menjalin Ritna Wati menyambut positif keberadaan SAS di Menjalin untuk menanamkan nilai luhur peradaban sosial sehingga kelak tatanan sosial generasi adat dan budaya Samabue jadi pesona tersendiri.

"Harapan saya dengan berdirinya Sakolah Adat Samabue, semakin menambah kemampuan generasi muda untuk mengenal adat dan berprilaku beradat." Pungkas Ritna Wati

Semoga Kehadiran Sekolah Adat Samabue (SAS) di Menjalin yang sudah berumur dua tahun menjadi daya picu lahirnya sekolah-sekolah adat di Kalimantan Barat di kemudian hari.

Komentar

Faforit

Ngaku Polisi akhirnya Berurusan dengan Polisi